Film Innocence of Muslims - Innocence of Muslims adalah
sebuah film beranggaran rendah yang dibuat pada tahun 2012 dan berisi tentang
hinaan terhadap umat Islam dan juga Nabi Muhammad. Beredarnya trailler film ini
di Youtube pada awal bulan Juli 2012 telah membawa gejolak diberbagai negara
dengan masyarakat mayoritas Islam di Dunia pada awal bulan September 2012.
Menurut pemberitaan CNN, pembuat film Innocence of Muslims
sendiri adalah seorang yang bernama Nakoula Basseley Nakoula (55) dengan nama
samaran Sam Bacile. Nakoula tercatat sebagai warga Southern California, Amerika
Serikat, dan dari biografi hidupnya diketahui pernah dihukum atas kasus
penyelewengan perbankan pada tahun 2009 dan pernah dikenal sebagai tahanan luar
selama 5 tahun.
Belakangan dari pengakuan para pemeran film Innocence of
Muslims, diketahui bahwa pada awalnya konsep film itu adalah genre drama dengan
judul Desert Warriors. Film itu sendiri seharusnya bercerita tentang peristiwa
kuno yang terjadi 2 ribu tahun yang lalu.
Para pemeran film tersebut juga merasa terkejut setelah
penulisan skrip yang berubah secara drastis. Bila pada masa shooting, Muhammad
disebut dengan nama "Master George" dan setelah film kontroversial
itu diproduksi, pengisi suara mulai memainkan peranannya. Dengan beredarnya
film Innocence of Muslims yang menyerang umat Islam dan menghina Nabi Muhammad
membuat para pemeran merasa telah dibohongi oleh sutradra film yang tidak lain
adalah sosok Sam Bacile.
Protes Film Innocence of Muslims
Munculnya film Film Innocence of Muslims telah memunculkan
reaksi protes dari berbagai masyarakat Islam di Dunia semenjak 11 September
2012 yang lalu. Tercatat dalam protes yang terjadi di Kantor Konsulat AS di
Benghazi, Libya, dibakar sehingga menewaskan empat warga AS, termasuk Duta
Besar Christopher Stevens.
Protes film Innocence of Muslims di Tunisia juga dilaporkan
telah merengut korban. Menurut laporan Kementerian Kesehatan Tunisia seperti
dilansir kantor berita AFP, Sabtu (15/9/2012), sebanyak 28 orang para
demonstran luka-lukan dan 3 lainnya meninggal dunia.
Insiden itu terjadi ketika para demonstran bentrok dengan
aparat polisi yang mencoba membubarkan massa. Para demonstran yang marah
tersebut melakukan aksi demo di luar Kedubes AS di Tunis, ibukota Tunisia.
Sementara di Sudan dilaporkan juga telah menelan korban
tewas dalam protes film Innocence of Muslims. Menurutu sebuah laporan Radio
berbahasa Sudan menyebutkan bahwa sebanyak tiga orang tewas saat terjadi
gelombang unjuk rasa memprotes film Innocence of Muslims di luar Kedutaan Besar
Amerika Serikat di Sudan, Jumat (14/9).
Siaran radio itu menyebutkan bahwa polisi menembakkan gas
air mata dan menggunakan pentungan untuk berusaha membubarkan ribuan pemrotes
yang berusaha menyerbu kedutaan. Beberapa dari pemrotes sempat memasuki
kompleks perwakilan AS.
Sehari sebelumnya di Yaman, juga dilaporkan telah terjadi
bentrokan setelah demonstran menyerbu Kedutaan Besar AS menewaskan empat
pemrotes dan 48 orang cedera. Korban termasuk 10 anggota pasukan keamanan yang
ditugasi menjaga kedutaan tersebut.
Aksi demo di luar Kedubes AS di Kairo, Mesir juga telah
menelan satu korban jiwa. Menurut sumber-sumber keamanan, 53 polisi juga
mengalami luka-luka dalam bentrok tersebut. Bahkan 7 polisi di antaranya menderita
luka-luka tembakan.
Protes terhadap film Innocence of Muslims juga terjadi di
Indonesia. Salah satu kelompok Islam yang bereaksi keras atas film tersebut
adalah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) . HTI menilai film Innocence of Muslims
adalah penghinaan terhadap Rasulullah Muhammad SAW yang dilakukan oleh orang
Barat untuk ke sekian kalinya.
Cabut Seruan Demo
Bergejolaknya aksi demo yang terjadi diseluruh dunia
berkaitan dengan beredarnya film Innocence of Muslims telah menelan banyak
korban jiwa. Atas hal tersebut kelompok berpengaruh di Mesir, Ikhwanul Muslimin
mencabut seruannya untuk menggelar unjuk rasa damai di seantero Mesir guna
memprotes film Innocence of Muslims yang telah merendahkan Islam dan Nabi
Muhammad. Mereka menyatakan hanya akan berpartisipasi dalam unjuk rasa secara
simbolis.
"Menyoroti peristiwa yang terjadi dalam 2 hari
terakhir, Ikhwanul memutuskan untuk hanya berpartisipasi dalam unjuk rasa
simbolis di Lapangan Tahrir, sehingga tidak akan ada lagi aksi pengrusakan
properti, atau korban luka, atau korban tewas, seperti yang terjadi
sebelumnya," ujar Sekjen Jenderal Ikhwanul Muslimin, Mahmud Hussein, dalam
pernyataannya yang dilansir AFP, Jumat (14/9/2012).
Sebelumnya pada Kamis (13/9) waktu setempat, Ikhwanul
Muslimin Mesir menyerukan aksi demo nasional untuk memprotes film 'Innocence of
Muslims'. Dalam pernyataannya, Mahmud Hussein menyerukan seluruh umat muslim di
Mesir untuk menggelar unjuk rasa damai pada Jumat (14/9) waktu setempat.
Tanggapan Yahudi dan Vatikan
Film Innocence of Muslims yang telah menimbulkan gejolak
diberbagai negara membuat pihak Yahudi dan Vatikan juga turut angkat bicara.
Dari pihak Yahudi sendiri yang sudah menyampaikan tanggapan adalah Michael
Melchior, Rabi Ortodoks yang juga sebagai mantan Wamenlu Israel menyebutkan
turut mengutuk film yang menyinggung Islam, dan memicu unjukrasa mematikan di
Libya dan Mesir tersebut.
"Meskipun kebebasan mengungkapkan pendapat dan hak
menggunakan sindiran adalah prinsip kudus demokrasi, kebebasan itu tak boleh
digunakan sebagai alasan menyiarkan sampah dan lendir". Ujar Michael
Melchior seperti yang dikutip dari Yahoo News.
Selain itu Federico Lombardi, Juru Bicara Vatikan juga
menyampaikan hal yang senada. Vatikan mengutuk hasutan kebencian terhadap
Muslim ini, termasuk kekerasan ikutannya setelah serangan mematikan atas Dubes
AS di konsulat AS di Libya akibat film menyinggung Islam.
"Dampak berbahaya pelanggaran dan hasutan terhadap
kepekaan umat Islam sekali lagi jelas. Tanggapan akibatnya, kadang kadang
dengan hasil menyedihkan, pada gilirannya memelihara ketegangan dan kebencian
serta melepaskan kekerasan. Menghormati keyakinan, naskah, angka dan lambang
berbagai agama adalah prasyarat penting bagi kehidupan damai masyarakat"
ujarnya.
Tanggapan Pemerintah Amerika Serikat
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyebut
film Innocence of Muslims yang dibuat orang Israel di AS, Sam Bacile, sebagai
video yang menjijikkan dan tercela.
Clinton menegaskan, pemerintah AS tidak ada hubungannya
dengan film yang dimaksud, merupakan pelecehan terhadap agama Islam dengan
menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai sosok yang sangat negatif. "Film
itu adalah upaya sinisme untuk menyerang orang lain atas keyakinan relijiusnya.
Bagi kami, khususnya bagi saya secara personal, video ini
benar-benar menjijikkan dan sangat tercela. Nampaknya memang sengaja memiliki
tujuan menghina, untuk merendahkan sebuah agama yang besar dan memprovokasi
kemarahan," kata Clinton, Kamis (13/9).
"Pemerintah AS sama sekali tidak ada kaitannya dengan
video ini. Kami secara tegas menolak isi dan pesan video ini," imbuhnya.
Meski demikian, Clinton menyatakan semestinya film tersebut tidak dapat
dijadikan pembenaran untuk merusak fasilitas dan menyerang diplomat AS. Sejauh
ini, Clinton masih bungkam atas tuntutan para pengunjuk rasa untuk menghukum
para pembuat film itu.